05 April 2011

Negara Terus Memainkan “Festival” Penggusuran

Cheluz Pahun

 Foto, Kompas : Warga DKI hidup dibawah kolong jembatan
Peristiwa Pengusuran masih saja terus  terjadi. Tanggal 8 Maret 2011 lalu sedikitnya 200 lapak pedagang Kaki-5 di Pasar Ciampea Lama (PCL), di Jl. Letnan Sukarna, Kecamatan Ciampea, Selasa diobrak-abrik petgas Satpol PP Kabupaten Bogor. Sebelumnya Pemkab dan DPRD Kabupaten Bogor memberikan batas akhir Febuari untuk mereka mengosongkan PKL. 

Tanpa ampun, para penegak perda Kabupaten Bogor ini membongkar puluhan lapak pedagang Kaki-5. Aksi saling dorong yang disertai perang mulut tak terhindarkan, namun sayang reaksi pedagang  mempertahan lapaknya tak digubris Sat Pol PP. Lapak-lapak pedagang Kaki-5 dalam hitungan menit roboh dihantam alat berat.

Read More...

Pengiriman TKI Untuk Bayar Utang Luar Negeri

US$ 2,6 miliar kiriman TKI setiap tahun

Chelluz Pahun

Unjuk Rasa penolakan kekerasan terhadap TKI
Direktur International Banking and Financial Institution BMI, Farouk A. Alwyni Bank Muamalat Indonesia (BMI) menandatangi kerja sama dengan Maybank Malaysia Berhad dan Bank Muamalat Malaysia di bidang usaha remittance atau jasa pengiriman uang. Ada 450 tempat yang bisa digunakan nasabah di seluruh Malaysia. Menurut Farouk tercatat US$ 2,6 miliar kiriman TKI setiap tahun. Hal ini sebagaimana diliris oleh TEMPO Interaktif (03/06/2011) 

Sementara itu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemanakertrans) mengumumkan, sumbangan devisa dari tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, selama tahun 2009 mencapai 6,6 milyar dolar AS.

Read More...

02 April 2011

“PASAR RINTISAN TKI” (Bagian 2) :

Mimpi dan Perjuangan Seorang Mantan TKI 

Sri Palupi

Situasi Konter Berti
Perempuan Tangguh

Luar biasa mimpi dan kerja keras seorang mantan TKI itu. Tapi ngomong-ngomong, siapa sebenarnya Berti Sarova?  Perempuan tangguh yang tidak hanya bisa bermimpi tapi juga ulet dalam mewujudkannya itu lahir pada 8 September 1976 di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Bandar Lampung. Anak pertama dari tiga bersaudara itu telah menikah sebelum menjadi TKI di Taiwan. Ketika berangkat ke Taiwan, ia meninggalkan anak pertamanya yang baru berumur tiga bulan dalam asuhan orang tuanya. Suaminya sudah lebih dulu berangkat ke Taiwan dan bekerja di pabrik mesin jahit. Kini ia sudah memiliki dua anak dan anak pertamanya sudah berumur 11 tahun.

Usahanya mengembangkan pasar dan koperasi TKI tidak terlepas dari peran suaminya Eko Dedi Setiawan, yang sama-sama mantan TKI Taiwan. Dia jugalah yang setia mendukung dan membantu Berti mewujudkan mimpinya. Mereka telah bekerjasama membangun usaha sejak keduanya belum menjadi TKI. Baik Berti maupun suaminya sama-sama merasakan suka duka menjadi TKI. Keduanya juga sama-sama merasakan bagaimana menjadi TKI sukses dan apa artinya menjadi TKI gagal. Sebelumnya tidak pernah terpikir bahwa mereka akan menjadi TKI. Namun usaha rakit speaker yang hancur di masa krisis ekonomi 1998 memaksa mereka mencari penghidupan lain dengan menjadi TKI.

Read More...

01 April 2011

“PASAR RINTISAN TKI” (Bagian 1) :


Mimpi dan Perjuangan Seorang Mantan TKI

Sri Palupi

Berti

Tentu kita masih ingat pernyataan ketua DPR Marzuki Alie yang menyatakan, rendahnya kemampuan TKI yang bekerja sebagai PRT telah merusak citra Indonesia. Jauh dari stigma “kualitas rendah” yang ditempelkan Marzuki Alie terhadap para TKI, di berbagai pelosok Indonesia kita bisa menjumpai para TKI yang kiprahnya sungguh membuat Indonesia bangga punya warga seperti mereka. Dengan modal awal menjadi TKI, mereka berhasil mengukir prestasi. Mereka juga berhasil membuktikan diri memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dari kemampuan ketua dan bahkan ribuan anggota DPR/DPRD di dalam memperjuangkan kesejahteraan warga. Salah satunya ditunjukkan oleh Berti Sarova, mantan TKI asal Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Bandar Lampung, yang pernah dua kali bekerja di Taiwan sebagai Pekerja Rumahtangga (PRT). Mengapa Berti Sarova? Apa yang dilakukannya hingga ia pantas menyandang gelar TKI berprestasi?

Berbagai usaha dilakukan Berti di kampung halamannya untuk memperbaiki tingkat kehidupan para mantan TKI dan keluarganya. Salah satunya adalah Pasar Desa “Rintisan TKI” yang berlokasi di Desa Gunung Terang, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Bandar Lampung. Pasar desa ini benar-benar dirintis perkembangannya oleh Berti. Prestasi seorang mantan TKI ini diakui setidaknya oleh Kepala Desa Gunung Terang, Bapak Fachrul IB. Atas prestasinya ini, pihak desa memberi nama pasar yang baru dibuka itu sesuai dengan nama yang diusulkan para mantan TKI, yaitu “Pasar Rintisan TKI”. Nama ini diberikan sebagai penghargaan pihak desa kepada para TKI dan keluarganya yang telah berjasa dalam merintis berkembangnya pasar desa. Kepala desa itu sendiri mengakui, sebelum diambil alih oleh para TKI, pasar desa itu mati. Bahkan pihak desa sudah dua kali mencoba membuka pasar desa, namun dua kali pula pasar desa yang baru dibuka itu mati.

Read More...