Hari ini (13/11) saya masuk kantor lebih pagi dari biasanya. Ada banyak
pekerjaan yang mesti segerah diselasaikan untuk program pelatihan di
Kalimatan tengah jumat mendatang. Di ruang depan sontak saya tercengang
melihat sebuah Foto pada halaman depan Kompas hari itu. 3 orang Siswa SD
sedang menyebranggi sungai sepanjang 20 meter dengan kedalaman 50 CM
meter jika tak banjir.
Namun untuk ukuran anak SD kedalaman ini cukup menganggu, air bisa
membasahi pakayan seragam serta peralatan tulis. Barangkali itu menjadi
alasan mereka mengganti celana merah seragam sekolah dengan celana
pendek yang sudah disiapkan. Demikian pula dengan pelajar putri. Mereka
terpaksa menaikkan rok seragamnya agar tidak basah. Ada juga yang
memilih menggunakan celana pendek yang sebelumnya telah dikenakan dari
rumah
Harian Kompas melaporkan menyebrang sungai dilakukan setiap hari. Itu
berarti dalam sehari mereka harus menyebrang sungai minimal 2 kali.
Menyebrang sungai juga tidak hanya dilakukan siswa SD tapi juga siswa
sekolah menengah atas yang tinggal di Jorong Lambung Bukik, Nagari Koto
Nan Tigo Utara Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat.
Jika hujan deras dan permukaan Batang Surantih meninggi, para pelajar
itu terpaksa membatalkan keinginan untuk bersekolah. Sebaliknya, jika
saat pulang sekolah air sungai itu meninggi, para pelajar terpaksa
menunggu di Nagari Kayu Gadang yang berada di seberang Jorong Lambung
Bukik dan terpisah oleh aliran deras Batang Surantih.
Read More...
Summary only...
Kisah derita Tenaga Kerja Wanita
(TKW) Indonesia di Malaysia sepertinya tidak akan pernah berhenti. Masih belum
lepas dari ingatan kita saat Ceriyati, TKW asal Brebes, Jawa Tengah yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kuala Lumpur, nekad turun melalui
jendela lantai 15 apartemen, tempatnya bekerja dengan menggunakan
potongan-potongan baju yang disimpul menjadi tali akibat tidak tahan menerima
perlakuan kasar dan siksaan majikannya.
Saat itu tubuh Ceriyati yang amat
kurus, penuh luka dan memar termasuk di wajahnya akibat ulah majikannya.
Ceriyati jelas bukan satu-satunya. Sebut saja Sebet, bukan nama sebenarnya, TKW
asal Jawa Timur yang harus melahirkan bayi hasil tindak perkosaan seorang sopir
taksi sesaat setelah ia kabur dari rumah majikannya akibat tak tahan atas
perilaku sang majikan.
Nasib serupa juga dialami
Tukiyem, TKW asal NTB yang kini tengah hamil 7 bulan. Kehamilannya kini juga
akibat diperkosa seorang oknum Rela atau petugas yang merazia para TKW yang
sebelumnya berdalih untuk menolong.
Read More...
Summary only...
Masih terekam jelas saat memperingati Hari
Anti Narkoba, di Istana Negara 30 juni 2006 lalu, Presiden SBY mengatakan
dirinya tidak akan mengampuni serta menolak permohonan grasi bagi para penjahat
narkoba. Pada saat itu, Presiden menegaskan bahwa dirinya memilih untuk
menyelamatkan generasi bangsa dibandingkan memberikan grasi kepada mereka yang
menghancurkan masa depan bangsa.
Pada kesempatan yang sama SBY mengatakan bahwa
para kepala pemerintahan dan kepala negara ASEAN telah menyerukan perlunya
memperkuat kerja sama guna melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Sayangnya sepanjang dua tahun terakhir, Presiden
justru memberikan grasi kepada empat terpidana kasus narkoba diantaranya Mereika
Pranola alias Ola alias Tania, Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid,
Schapelle Leigh Corby, dan Peter Achim Franz Grobmann. Pemberian grasi pada terpidana kasus narkoba menunjukan Presiden
SBY seorang yang tidak konsisten, “menjilat ludahnya sendiri”. Banyak pihak
mencurigai hal lain dibalik grasi untuk terpidana mati kasus narkoba.
Peningkatan
Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Di Indonesia
|
Tahun
|
Prevalensi
Penyalahgunaan
Narkoba
|
% thd Jumlah
Penduduk
|
2009
|
3,60 juta orang
|
1,99
|
2010
|
4,02 juta orang
|
2,21
|
2011
|
5,00 juta orang
|
2,80
|
Sumber: Hasil Survei
BNN & Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia,
2009-2011
|
Masih soal Kasus Narkoba pemerintahan SBY acapkali melakukan kebohongan public.
Pemberian grasi pada Schapelle Leigh Corby
misalnya, Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana dan Juru Bicara
Istana Julian Aldrin Pasha ketika itu tidak jujur memberi keterangan tentang
grasi pada Corby. Dulu mereka menyebut grasi hanya untuk Corby, dengan berbagai
dalih diplomasi dengan Australia.
Read More...
Summary only...
Sri Palupi
Perserikatan
Bangsa-Bangsa menetapkan tahun 2012 sebagai tahun koperasi
internasional. Deklarasi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan di Rio de
Janeiro, Brasil, pada Juni lalu juga mengakui koperasi sebagai kunci
pembangunan berkelanjutan. Pengakuan ini didasari oleh kenyataan,
koperasi telah berperan dalam mengurangi kemiskinan, menciptakan
pekerjaan, mendorong integrasi sosial, dan mewujudkan globalisasi yang
adil.
PBB memperkirakan, setengah jumlah penduduk dunia terjamin
hidupnya oleh perusahaan-perusahaan koperasi. Koperasi terbukti mampu
menciptakan pekerjaan 20 persen lebih banyak dari yang diciptakan
korporasi internasional.
Ketika dunia mengakui pentingnya koperasi
bagi pembangunan berkelanjutan, Indonesia justru menggalakkan proyek
mematisurikan koperasi.
Pada Agustus lalu, Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 90/M.KUKM/
VIII/2012 tertanggal 16 Agustus 2012 tentang Revitalisasi Badan Usaha
Koperasi dengan Pembentukan Usaha PT/CV. Dengan kebijakan ini pemerintah
hendak mengorporasikan koperasi. Padahal, koperasi berprestasi global
justru koperasi yang tak pernah meninggalkan jati dirinya. Upaya
mengorporasikan koperasi kian nyata dengan disahkannya UU Perkoperasian
oleh DPR, 18 Oktober lalu. UU yang ditujukan untuk mewujudkan demokrasi
ekonomi substansinya justru antidemokrasi. Pemerintah dan DPR
mengkhianati gerakan koperasi yang diamanatkan konstitusi.
Read More...
Summary only...
Untuk Hari Ini
Babu Negara
Olkes Dadilado
Education21
Rairo
Geworfenheit
Kodrat Bergerak
Chi Yin
aha!
John's blog
ambar
andreas harsono
bibip
Space & (Indonesian) Society
dreamy gamer
sundayz
wadehel
rudy rushady
Timor Merdeka
G M
Karena Setiap Kata adalah Doa
Sarapan Ekonomi
wisat
Adhi-RACA