04 November 2006

Satu Milyar di Malam Ramadhan

Gamma M. Jauhari

KESEMPATAN menarik ini datang pada satu hari di bulan Ramadhan tahun ini. Saya berkesempatan menghadiri undangan salah satu acara buka puasa bersama seluruh keluarga besar saya. Buka bersama kali ini diadakan di salah satu rumah saudara. Kebetulan sekali saudara saya merupakan seorang pengusaha terkemuka yang tinggal di bilangan Pondok Indah. Apa yang saya lihat disana? Dan apa yang menarik dalam acara tersebut?

Apa yang saya lihat setiba di rumah itu sungguh membuat saya terkesima. Sebuah bangunan yang tak hanya sangat megah dan mewah. Disangga pilar-pilar yang teramat kokoh. Menatap angkuh pada siapa pun yang hendak memasukinya. Aroma selera berkelas segera tercium.
Tata ruang dan seni arsitektur dalam ruangan tersebut benar-benar berselera tinggi. Ini pasti semakin menambah sempurna dari nilai bangunannya. Kesempurnaan itu semakin lengkap ketika saya memasuki bagian belakang rumah. Sebuah taman terhampar luas. Sebuah air mancur utama berikut anak sungainya mengalir ke seluruh bagian taman. Satu gazebo utama menjulang megah. Kemegahan gazebo utama itu makin dipermegah lagi oleh gazebo-gazebo lain yang berderetan di sisi kiri dan kanan mendampinginya. Seperti sederetan pengawal yang menjagai sang penguasa.

Bangunan tersebut tampaknya menggambarkan sebuah perkawinan antara sebuah kastil bergaya abad pertengahan dengan kemajuan modernitas di era globalisasi. Sebuah gaya bangsawan baru di abad 21. Tebak berapa nilai rumah itu? Belakangan saya baru tahu rumah itu seharga Rp600 miliar. Sebuah jumlah yang saya sendiri belum pernah seumur hidup bertatapan langsung. Bahkan, terfikirkan pun tak pernah.

Dalam rangkaian acara berbuka puasa dan shalat Tarawih bersama malam itu, hadir pula para tamu kehormatan. Mulai dari rekan-rekan sesama pengusaha hingga para pejabat daerah. Hadir juga gubernur, anggota DPD, DPR, DPRD, dan pejabat-pejabat lain yang berasal dari satu tanah kelahiran yang sama.

Mulanya saya berfikir malam itu merupakan malam ajang gagah-gagahan atas prestasi duniawi yang berhasil dicapai dari masing-masing orang yang hadir di sana. Dan tampaknya dugaan saya tak meleset. Memang seperti itu adanya.

Namun ada satu hal yang sangat menggugah saya. Ketika rangkaian acara shalat Tarawih, sambutan dari tuan rumah, sambutan para pejabat serta acara ceramah usai, acara itu ditutup dengan pengumpulan zakat. Koordinator pengumpulan zakat tersebut adalah satu yayasan yang ditunjuk oleh tuan rumah.

Kawan-kawan, berapa dana yang berhasil terkumpul? Mencengangkan. Dalam seketika Rp600 juta terkumpul dari tamu yang hadir. Jumlah tersebut belum termasuk dana dari tuan rumah. Lebih gila lagi, tuan rumah bersedia menutup angka tersebut hingga menjadi Rp 1 Milyar. Batinku bertanya, “Lalu berapa kekayaan mereka sesungguhnya?”

Mungkinkah ini wujud nyata mimpi-mimpi dari kaum dhuafa di bulan Ramadhan? Kalau benar, bulan ini menjadi satu bulan yang penuh berkah, agar mereka-mereka yang berkelebihan berkenan menyisihkan sebagian dari harta mereka untuk diberikan kepada yang berkekurangan.

Saya jadi berangan-angan. Coba kalau setiap bulan itu bulan Ramadhan. Sehingga setiap hari mereka-mereka yang berkelebihan merasa selalu diketuk pintu hatinya oleh Yang Kuasa. Semestinyakah dalam waktu kurang dari sepuluh tahun bangsa ini akan terlepas dari jeratan kemiskinan yang berkepanjangan? **

5 comments:

Anonymous said...

ass.wr.wb
di malam itu seorang tetangga saya babak belur dihajar tetangganya sendiri lantara mencuri telur ayam tetangga. Ketika ditanyai polisi Ia menjawab katanya "untuk membeli garam sebab anaknya tidak mau makan tiwul tanpa garam". Mereka sangat miskin untuk membeli garam, apalagi beras...
wass.wr.wb

Anonymous said...

ass.wr.wb
...dan di malam yang sama 2 (dua) balita di kampungku berpulang karena diarhe, mereka sudah tidak mendapat ASI karena ibu mereka tidak makans elama 2 hari karena miskin...
wass.wr.wb

Anonymous said...

ah... saya tidak sangat terkesan dengan tulisan ini. bahkan membaca secara keseluruhan malah terkesan digiring ke hal yang melihat kekayaan si tuan rumah secara positip. sayang tidak dijelaskan bagaimana si tuan rumah memperoleh duit sebanyak itu untuk membangun rumah tersebut ditengah kemiskinan yang akut melanda negeri ini. tambahan sumbangan yang kelihatan besar (400jt rp) tidak lebih dari 1/2000 atau sebesar Rp 133 ribu untuk seseorang yang memiliki rumah kelas Rp 200 jt, tetapi diuraikan dengan cara yang berbeda.

ditengah hampir 70% rakyat menderita dengan keadaan sekarang ini, seseorang yang menghabiskan duit sebesar Rp 600M untuk rumah saja (yang ditempati hanya sedikit waktu saja karena kegiatannya) tampak merupakan kemubaziran yang yang sangat menyakitkan. apalagi hampir sebagian besar orang kaya kita ini menjadi kaya dipenuhi dengan aroma yang tidak sedap.. lantas bagaimana memastikan bahwa kekayaan saudara si penulis ini tidak berasal dari aroma yang tidak sedap kalau tidak ingin dikatakan sedang mencari pembenaran terhadap kekayaannya melalui pengumpulan sumbangan yang sangat sedikit. jadi ingat kebanyakan dari 'koruptor' kita ini suka sekali naik haji dan menderma ke anak yatim dengan duit korupnya hanya untuk mendapatkan topeng wajah kebaikan di mata masyarakat. tetapi saya kira Tuhan tidak tidur. mohon maaf kalau saya keliru.

Anonymous said...

hanya test untuk kirim komentar. komentar saya yang kemarin belum muncul. tidak tahu kenapa. apakah karena nada tulisannya berbeda dengan isi tulisan utamanya. sehingga oleh authornya belum atau tidak dimasukkan atau karena authornya belum sempat baca. padahal pagi ini saya baca di FPK author atau moderator telah mengirimkan artikel lain dari blogspot ini yang nada dan gayanya sangat mirip iklan.

tapi akhirnya saya sadar setelah membaca sebaris kalimat di bawah bahwa semua koment harus mendapat persetujuan dari blog atuhor. artinya nasib koment tergantung dari author tanpa kriteria yang jelas. kecuali barangkali jika komentnya senada atau mendukung tulisan blog author. ah artinya blog ini hanya mengundang orang lain untuk membaca dan jika ingin berkoment atau mengkritik nanti dulu. dialam yang penuh keterbukaan saat ini aneh sekali pola anti kritik masih langgeng dipertahankan. kenapa saya menulis dengan pretensi seperti ini karena saya yakin tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa e-mail yang masuk begitu banyak sehingga butuh waktu untuk menyortir satu persatu dan mohon bersabar. buat saya itu alasan yang tidak masuk akal karena kalau itu terjadi berarti author tidak siap atau mampu untuk menyortir dengan cepat jadi buat apa membuat mode moderation untuk setiap koment. yang kedua di dunia internet yang real time dan online ini waktu lebih dari 8 jam itu sudah dianggap sangat lama.. yang ketiga blog author memang tidak tahan kritik .. sorry ya..

reslian said...

Soal rumah seharga Rp 600 M di Jakarta mungkin Gamma perlu mengecek lagi. Meskipun bukan angka itu poinnya, tapi kok ya agak berlebihan. Terlalu berlebihan malah. Susah lho menghabiskan Rp 600 milyar. Trust me! Lagipula masak ada orang sebodoh itu menghabiskan uang segitu untuk sebuah rumah .. mending diinvestasikan dong ...

Hitung2annya begini :
1. Tanah
Tanah di pondok indah itu, semahal-mahalnya berapa sih per meter2? Taruhlah sama dengan daerah termahal di Jakarta di SCBD sekitar Rp 10 juta - Rp 15 juta / m2. Asumsikan saja luas tanahnya 1000m2 (sudah sangat cukup luas untuk ukuran di pondok indah sekalipun), maka nilai tanah dengan range tertinggi adalah Rp 15 milyar.

2. Bangunan
Kalau bangun rumah dengan kualitas yang biasa itu sekitar Rp1- 1,5juta/m2, untuk yang bagus Rp2 - 3 juta/m2. Taruhlah ini kelas yang super, jadi biaya bangunan sekitar Rp 5juta/m2 (semua bahan impor) dan luas bangunan, yah katakanlah bertingkat 2 dengan luas 1000m2 (sudah gila kali ya tinggal di rumah seluas ini). Jadi nilai bangunan menjadi Rp 5 milyar.

Tanah dan bangunan "baru" menjadi Rp 20 milyar

3. Isi
Hm ... this is hard to estimate ... tapi, masak isinya Rp 586 milyar?
Furniture termahal saat ini itu dari Da Vinci ... tapi dengan 20 ruang (berarti masing-masing luas 50m2) yang masing-masing asumsi diisi furniture seharga Rp 250 juta saja sudah sangat, sangat hebat. Itupun totalnya baru sekitar Rp 5 milyar.
Kolam renang? Well, kasih yang bagus deh ... katakanlah Rp 300 juta yang luas banget dan wah.
Taman ... sudah bagus banget dengan luas segitu katakan Rp 300 juta.

Total isi : Rp 5,6 milyar

Total tanah, bangunan, dan isi adalah Rp 20 milyar + 5,6 milyar = Rp 25,6 milyar

Masak mobil mau dihitung??? well well, coba saja. Bayangkan mereka punya 5 mobil mewah @ minimum Rp 2 milyar kelas Lexus or Ranger Rover etc.Itu baru Rp 10 milyar untuk mobil.

Total tanah, bangunan, isi dan mobil 'baru' Rp 35,6 milyar.

Itu sudah a high-end, large house at the most expensive area + 10 top-end cars in Jakarta.

See ... it's not easy to spend 600 bio on a house ... or the number is simply too big to be true!


rp

Post a Comment