30 April 2007

Questioning the concept of family doctors in Indonesia

By Albert Buntoro

REGARDLESS the story problems and the many criticisms, this next quotation is the least short message from an American movie entitled Patch Adam (1999). This comes from a true story telling the struggle of an idealistic doctor who was well interpreted by artist of fame Robin Williams. He was very critical against the hospital system that makes difficult the patients for high cost for getting better. He broke the rigid attitude in treating patients.

Young Patch had a dream to build a hospital as a pleasant place for patients in which they could help and cure each other among them. His dream was realized when along his friends he built Gesundheit Institute, an open venue for sick people in the periphery of West Virginia, US. Apart from delivering free medical treatment, the doctors also position themselves as family members and they did not maintain distance with the patients.

Read More...

Apakah Busway Solusi Transportasi Masa Depan?

Awas LOBANG Busway!

SARANA busway belum lama dibangun. Namun jalur-jalur maupun halte busway sudah mulai rusak. Proyek busway yang pertama selesai 2003. Oktober 2003 mulai dilakukan uji coba sarana transportasi ini. Baru maksimum tiga tahun umurnya, tapi bagaimana perkembangannya? Apakah sungguh dibangun dengan baik dan dirawat?

Contohnya bisa ditemukan di beberapa halte busway. seperti di depan Ratu Plaza di Jalan Sudirman, 28 April 2007. Di jembatan penyeberangan menuju halte tersebut ditemukan lubang di dua tempat yang berbeda. Bahkan satu dari lubang tersebut menganga lebar hampir memenuhi separo dari lebar jembatan.

Read More...

29 April 2007

Homeless for 30 years

WHEN sick, I sell my cloth for paying at puskesmas (the community health center). If there is nothing to sell, I don’t want to pay them. If they are mad at me, I resist,” she said, smiling. Her face even more cringed for the smile.


Her name is Juriyah. The old woman showed three pieces of Rp1,000 banknotes at her hand. That’s what she earned until that midday. She then requested for a hot tea from a street vendor.

All those street vendors operating under the flyover, next to commuting railway at Tebet crossroad in South Jakarta know her well. Her voice was strong though she already passed her 82nd birthday. She lived on her self in this unfriendly mega city. It has been over 30 years she has no more homes to stay, and lives wandering on the streets.





17 April 2007

Menyoal Konsep Dokter Keluarga di Indonesia

Albert Buntoro

Masyarakat sudah seharusnya bisa menjadi dokter bagi dirinya sendiri dan orang lain.


LEPAS dari semua persoalan ceriteranya dan banyaknya kritik, kutipan di sebelah ini setidaknya adalah pesan singkat yang bisa ditangkap dari film berjudul ’Patch Adam’ (1999). Sebuah kisah nyata kehidupan dan perjuangan dokter idealis yang diperankan apik oleh Robin Williams. Seorang dokter yang kritis terhadap sistem rumah sakit yang mempersulit pasien dengan biaya mahal untuk sembuh dan mendobrak sikap kaku dalam mengobati pasien.

Patch muda mempunyai impian untuk menjadikan rumah sakit sebagai tempat yang menyenangkan bagi para pasien dan mereka bisa saling menolong serta menyembuhkan. Impiannya terwujud ketika dia bersama teman-temanya mendirikan Gesundheit Institute, sebuah rumah singgah bagi yang sakit di pinggiran Virginia Barat, Amerika Serikat. Selain memberikan pengobatan gratis, para dokternya juga memosisikan diri sebagai keluarga dan tak menjaga jarak dengan pasien-pasiennya.

Karena percaya pada kuatnya kaitan antara lingkungan dan kesehatan, kebaikan, keutuhan dan kesejahteraan (wellness), saya percaya bahwa kesehatan seseorang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan keluarga, komunitas dan dunia. — dr. Patch Adam

Kehadiran Gesundheit Institute menjadi poros munculnya perombakan besar dalam dunia kedokteran di Amerika. Seorang dokter tak mengenakan pakaian kebesarannya dan tetap menjadi bagian dalam kehidupan pasien. Dia tak hanya duduk di belakang meja menunggu pasien, melainkan aktif menghubungi pasien dan keluarga guna menanyakan kesehatan. Dokter yang berperan aktif inilah yang kemudian dikenal dengan dokter keluarga. Sistem ini muncul karena ada kepercayaan dalam diri dr. Patch bahwa kesehatan individu tak bisa dipisahkan dari kesehatan keluarga, komunitas dan dunia.

Konsep dokter keluarga sudah lama diterapkan di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Dengan mengadopsi sistem yang sudah berjalan di negara maju, departemen kesehatan (depkes) menerapkan konsep dokter keluarga sebagai sebagai salah satu alternatif untuk mencapai Indonesia Sehat (IS) 2010. Sasaran jangka panjang sebagai upaya tercapainya IS 2010 adalah tersedianya satu dokter keluarga untuk 2.500 penduduk atau 500 kepala keluarga.

Targetnya setiap individu mempunyai seorang dokter keluarga yang nantinya sebagai partner dalam menjaga kesehatannya. Gagasan yang dibangun dan coba ditanamkan kepada masyarakat adalah paradigma sehat dengan konsep rumah sehat. Artinya tugas seorang dokter bukan saja menunggu dan memberikan pengobatan kepada pasien yang sakit. Sebaliknya dia melakukan tindakan preventif sebelum si pasien jatuh sakit, misalnya dengan rutin memonitor perkembangan kesehatan pasien. Dengan kata lain dia menjadi polisi sekaligus tempat curhat bagi si pasien. Dengan sistem dokter keluarga ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sehingga tingkat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat.

Samsuridjal Djauzi, Staf Pengajar Universitas Indonesia, dalam blog pribadinya menceritakan pengalaman ketika menyaksikan layanan dokter keluarga secara gratis di daerah pemukiman (kampung dan rumah susun) di Kuba, Amerika Tengah. Menurutnya keberhasilan pelayanan dokter keluarga di sana karena didukung oleh ketersediaan air bersih dan listrik, kelengkapan fasilitas kesehatan, serta kebersihan lingkungan. Bahkan pusat-pusat kesehatan masyarakat di Kuba sudah dijadikan rujukan layanan klinik, karena sudah tersedia dokter spesialis, layanan gawat darurat dan rehabilitasi medis. Alhasil keberadaan dokter keluarga ini mampu meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat Kuba. Terbukti dari data yang disampaikan Samsuridjal tentang angka kematian bayi yang hanya 5,8/1000 (Indonesia masih 30/1000), dan angka kematian ibu 31/100.000 (Indonesia masih 300/100.000). Bahkan angka kematian bayi di Kuba lebih baik jika dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

The true story of a Virginia medical student who breaks all the rules by daring to proclaim that the best medicine for patients is love, laughter and play. (Spirituality&Practice)


Sebagai suatu konsep, sistem dokter keluarga boleh dibilang ideal dalam menunjang peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Namun dalam penerapannya — bagi Indonesia — dibutuhkan dukungan di berbagai bidang, misalnya dalam penyediaan layanan publik seperti fasilitas transportasi, air bersih, listrik dan alat-alat kesehatan. Dan untuk mencapainya dibutuhkan kerjasama lintas sektoral, termasuk sektor pendidikan guna membangun kesadaran masyarakan untuk hidup dan berperilaku sehat.

Pertanyaannya kemudian: apakah dokter keluarga di Indonesia juga akan menjangkau masyarakat menengah ke bawah seperti yang terjadi di Kuba, ataukah hanya sebagai konsumsi kalangan menengah atas di daerah perkotaan? Kita lihat saja nanti.**

Read More...

13 April 2007

Temu Kangen Antar Pejabat-Pejabat

Albert Buntoro
TANGGAL 10-11 April 2007 di Hotel Millennium Sirih - Jakarta boleh dikata jadimoment penting bagi perbaikan kesehatan di Indonesia. Karena pada tanggal tersebut Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (menkokesra) mengadakan pertemuan koordinasi nasional untuk percepatan pencapaian Indonesia Sehat (IS) 2010, yang sudah digagas delapan tahun silam. Namun apakah pertemuan tersebut berjalan sesuai dengan judul besar pada spanduk, yang salah satunya mengeksplisitkan kata ”koordinasi”?

Selama mengikuti acara tersebut muncul pertanyaan dalam diri saya, apakah seperti ini forum yang disebut sebagai pertemuan koordinasi.

Bagaimana tidak?

Read More...

12 April 2007

Membongkar kungkungan perempuan dari dapur

Di Sumba Barat, NTT para suami dengan senang hati menyediakan lahan dan tempat sebagai syarat kegiatan belajar para istri mereka.Model Kelompok Pendidikan Terpadu Berbasis Komunitas: Pengalaman Sr. Gertrudis di Yayasan Serafim di Sumba Barat






Iswanti Suparma

PENDIDIKAN kelompok perempuan yang dilakukan Yayasan Serafim merupakan sebuah terobosan. Model pendekatan yang dipelopori Sr. Gertrudis ini tak hanya menyelamatkan penderita busung lapar dari kematian yang tengah mengancam, tetapi juga mampu membuat masyarakat lebih berdaya. Kini para lelaki dan ketua adat melihat sudut pandang baru. Pendekatan ini telah mengubah sikap dan perilaku warga desa.

Yayasan Serafim awalnya memiliki pelayanan panti asuhan dan kelompok pendidikan ketrampilan perempuan. Pelayanan pendidikan ketrampilan ini diberikan pada kelompok yang dikelola oleh para suster. Peserta pendidikan adalah perempuan-perempuan yang putus sekolah, perempuan yang lari dari keluarga karena dipaksa menikah dan lainnya. Dari sinilah kelompok-kelompok itu berkembang.

Read More...

09 April 2007

Apartemen dan Gubuk Reyot

Karena dan meskipun digusur berkali-kali, warga Teluk Gong, Jakarta Utara bertahun-tahun bertahan di gubuk-gubuk.

DUA jalan berdampingan, namun berakhir dengan dua pemandangan yang bertolak belakang. Yang satu jalan menuju ke sebuah apartemen tingkat menengah. Jalan satunya lagi menuju gubuk mirip kandang milik pemulung, kuli dan nelayan. Mereka begitu dekat. Hanya terpisah oleh kali berair hitam pekat. Dulu sebagian penghuni gubuk tersebut tinggal di lokasi dimana apartemen itu berdiri.

Begitulah keadaan dua jalan yang mengapit sungai dekat Jembatan Kalijodo, Teluk Gong, Jakarta Utara. Jalan di samping kanan sungai berupa aspal baru dan mulus. Jalan itu berakhir dengan sebuah hamparan apartemen yang hampir selesai dibangun. Sebaliknya, kalau menelusuri jalan sebelah kiri sungai kita akan melihat deretan gubuk-gubuk dari tenda di sela-sela semak dan kebun pisang.

Apartemen Teluk Intan menempati lahan seluas 2,3 hektar. PT Trika Bumi Pertiwi sebagai pengembang merencanakan akan membangun delapan tower setinggi 18 lantai. Apartemen ini tergolong apartemen tingkat menengah. Pintu masuk ke apartemen berupa sebuah gerbang besar di samping kanan jembatan Kalijodo.

Read More...

05 April 2007

Models of ending hunger in Indonesia

HERE are approaches to end hunger in Indonesia but all of them are separated one from the other with strong short-term projects as a dominant paradigm. Which one is the best? Looking into the nature of each and the possible supporting and team working relation among them may help us to figure out what kind of approach is suitable, effective and efficient in tackling hunger in Indonesia.

What likely needed at last is appropriated implementing media programs that bridge and unite all of those diverse existing hunger-fights efforts to be transformed into common lessons learned ..


First model is complementary food program, locally called Paket PMT. This program model identifies malnutrition and hunger as problem specifically struck each individual family and that the problem is strongly associated to “disaster” almost God made. None could be taken responsible for such widespread phenomenon of ‘malnutrition’ affecting infants. Hunger in East Nusa Tenggara, for instance, has been declared as “extra-ordinary happenings” (kejadian luar biasa) that the central government needs to address with parachuting helps and aids, particularly in the form of additional foods.

Read More...